Jumat, 01 Oktober 2010

Kesedihan dalam Sehelai Kertas

Sungguh tak adil dunia ini, saat kau memperjuangkan sebuah hal yang berharga tetapi gagal mempertahankannya. Sebuah fenomena yang sering terjadi. Ada beberapa hipotesis ku akan hal ini. Ynag pertama, karena kita bodoh sehingga tak bisa mempertahankannya. Yang kedua, karena sudah takdir. Yang ketiga, karena kita tak cukup sempurna dan tak pantas untuk memilikinya. Manakah yang benar???. Yang pasti yang kedualah yang benar.
Pada hari itu, hari dimana kesedihan akan kehilangan sebuah hal terpenting dalam hidupku berkecamuk dalam hati. Menyergap dan membusukkan rasa. Aku kehilangan cintaku. kehilangan apa yang disebut "soulmate". Lebih sakit dari pada sakit panu. (LHO???). Aku seperti kehilangan separuh jiwaku. Separuh Jiwaku pergi, memang indah semua tapi berakhir luka. Begitulah kata mas Anang saat di tinggal mbak KD. Mungkin perasaan mas Anang saat itu sama dengan perasaanku saat ini. Perih di hati tap tak perih di Lambung. Karena aku tak mengidap sakit maag. (Gak Penting).
Ku mulai merenung, dan merenung. memikirkan apa yang salah dengan hubungan ini. Apakah aku selingkuh?, setahuku, tak pernah aku hamili anak orang. Apakah aku kasar padamu? seingatku aku tak pernah memukulmu. Apakah aku tak sempurna untuk mendapatkan cintamu? mungkin. Sungguh mengiris kalbuku.
Ku buka kembali secarik kertas darimu, berisi kata-kata panjang nan indah, kau tulis dengan perasaan cinta dan penantian, tapi saat ini rasa itu hilang ditelan oleh jarak. Sungguh ku selalu ingin membaca suratmu lagi dan lagi. Setiap kubaca, tak kuasa ku menahan haru. Pesanmu, Rasa Kangenmu, Puisimu, semua tertuang di dalam kertas itu.
Sungguh hebat kata-kata dalam kertas itu. Bisa membuat rasa dan hati seorang lelaki jawa yang merantau jauh ke Timur dapat meneteskan air mata kerinduan akan senyuman. Sungguh hangat jika bertemu dan dingin menyengat kesepian saat membaca puisimu. Puisi yang tak panjang tetapi sukses membuat rasa cinta ini tak pernah berujung kepadamu, hanya kepadamu.
Ketika tiba saat perpisahan
Jangan kalian berduka
Sebab apa yang paling kalian kasihi,
mungkin akan nampak lebih nyatadari kejauhan
Seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat,
dari padang dan daratan.
6 baris yang dapat membuat seorang remaja perantauan memejamkan mata menahan tetesan air kerinduan. Ku  tak sangup meninggalkanmu. tapi apalah arti pengorbanan jika tak ada kemauan. mungkin saat ini kita berpisah, dan terpisah. Untuk sebuah hal penting. Sebuah penantian dua orang di sebuah Bilik di kota asal. Karena dua orang itulah kita berpisah untuk berjanji membuat kedua orang itu menangis, menitihkan setetes demi setetes air mata kerinduan, kebanggan dan kasih sayang.
Dan untuk perpisahan ini ku tahu kau juga tak menginginkan ini, begitu juga aku. Dan aku sekarang mencoba ikhlas menerima ini semua. Tapi......aku pasti akan kembali dalam satu purnama untuk mempertanyakan kembali cintanya.. Bukan untuknya, bukan untuk siapa Tapi untukku Karena aku ingin kamu.. Itu saja...

1 komentar:

  1. nek kangen yo tlp...amu kn ngajari aq kyok ngunu nek kngen nang ayahku...skarang lakukan pa yang kau ajarkan pada orang lain...

    eh,,sosok nan jauh disana nggak ngucapno...T_T

    BalasHapus