Sabtu, 02 Oktober 2010

Pergulatan Intelektual Muda dan Kesaktian Pancasila

Kemarin tanggal 1 Juni 2010, adalah hari kesaktian Pancasila. Untuk memperingati hari Kesaktian Pancasila, aku menulis sebuah profil seorang yang sangat aku kagumi. Dia lah Soe Hok Gie. Sebelum bercerita marilah kita membaca Pancasila bersama-sama,

Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Soe Hok Gie (Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani)

Soe Hok Gie, lahir di Jakarta pada tanggal 17 Desember 1942. Dia adalah seorang aktivis dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Dan pastinya dia adalah seorang yang patut dihormati, patut dikagumi, patut dicontoh.
Sebagai seorang aktivis menurutku Soe (panggilan Soe Hok gie), mempunyai keberanian untuk menyatakan ketidakadilan yang ia lihat dengan analisis yang begitu cemerlang.
Dia berani mengkritik orang bahkan mengkritik pemerintah dan tak segan-segan menyebut nama. Itulah sebabnya di memiliki banyak musuh dengan para penguasa.
Yang aku kagumi dari Soe adalah meski dia mengagumi Soekarno tapi dia tidak sungkan untuk mengkritik kebijakan kebijakan presiden yang tidak pro-rakyat. Padahal pada saat itu jarang sekali orang yang berani mengkritik pemerintah. Tetapi Soe berbeda. dia sepertinya benar benar berjuang demi rakyat.
Selain itu yang aku kagumi dari Soe selain keberanian nya adalah caranya dia berfikir tentang naik gunung dan tentang rasa nasionalisme. Soe berkata,“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
Sungguh pemikiran yang berilian. Jika membaca artikel-artikel tentang Soe, saya sebagai mahasiswa merasa seperti kecil di dunia ini. dia seumuran saya tapi dia bisa berfikir luas, memiliki banyak referensi dan ia menganalisa setiap permsalahan dengan cemerlang. selalu berfikir logis.
Untuk menutup postingan ini, saya mengutip sebuah kata-kata dari Soe,
“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”

SOE HOK GIE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar